Featured Post

Recommended

8 Wilayah Persebaran Fauna di Dunia. Pembahasan Lengkap!

Wilayah persebaran fauna menurut Alfred Russel Wallace meliputi Wilayah Ethiopian, Wilayah Paleartik, Wilayah Oriental, Wilayah Australian, ...

Apa Itu Peta: Sejarah, Pengertian, Jenis-Jenis, Cara Membuat, Manfaat dan Tujuan

Apa Itu Peta: Sejarah, Pengertian, Jenis-Jenis, Cara Membuat, Manfaat dan Tujuan

Peta adalah gambaran bidang dengan skala tertentu. Jenis peta terdiri dari 2 yaitu, peta umum dan peta tematik. Cara membuat peta yaitu menentukan lokasi yang akan dipetakan, membuat kerangka peta dasar, menentukan proyeksi dan skala peta, mengumpulkan dan mengelompokkan data sesuai tema dan fungsi peta, menentukan simbol yang merepresentasikan tema dan fungsi peta. Peta bermanfaat untuk memberikan informasi lokasi, lingkungan alam, budaya, sejarah, dan membantu dunia pendidikan.


Pengertian Peta Sejarah Peta Jenis-jenis Peta Cara Membuat Peta Manfaat dan Tujuan Peta
Pengertian Peta
Sejarah Peta
Jenis-jenis Peta
Cara Membuat Peta
Manfaat dan Tujuan Peta


Peta dunia pertama kali dibuat oleh Bangsa Babilonia sekitar 2.300 - 30.000 sebelum masehi. Peta yang diciptakan bangsa ini berbentuk tablet yang dibuat dari bahan tanah liat. Ilmu kartografi di zaman yunani kuno ini berkembang sangat pesat diawali oleh penemuan bangsa Babilonia dan Cina.


Sejarah Peta


Tahukah sobat, bahwa peta pertama dibuat oleh bangsa Babilonia sekitar tahun 2.500 SM. loh!. Peta ini menggambarkan dunia sebagai cakram datar dengan Babilonia di tengahnya. Sekitar tahun 600 SM, bangsa Yunani mulai membuat peta yang lebih akurat. Anaximander dari Miletus membuat peta dunia pertama yang menunjukkan laut dan benua Tetris. 


Lalu siapa yang membuat peta dunia yang lebih detail? Yaps, Ia bernama Herodotus dari Halicarnassus yang membuat peta dunia yang lebih rinci pada tahun 450 SM. Peta ini menunjukkan banyak fitur geografis, termasuk sungai, gunung, dan pulau. Banyak juga ya fitur-fitur nya sobat. 


Masuk pada Abad Pertengahan (500 M - 1500 M), peta dibuat oleh para biarawan dan sarjana. Peta ini seringkali digunakan untuk tujuan keagamaan atau politik. Salah satu peta paling terkenal dari Abad Pertengahan adalah Peta T-O. Peta ini menggambarkan dunia  sebagai bentuk huruf "T" dengan  Yerusalem di tengahnya. 


Pada abad  ke-13, Marco Polo membuat peta  yang menggambarkan perjalanannya ke Cina. Peta ini membantu  memperluas pengetahuan orang Eropa tentang dunia. 


Sekarang  saatnya  masuk ke zaman kita sobat  yaitu Zaman Modern (1700 M - Sekarang). Pada Zaman Modern, peta dibuat oleh para koreografer profesional. Peta digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk  navigasi, perencanaan, dan pendidikan. Pada abad ke-18, John Harrison menemukan kronometer laut. Alat ini memungkinkan pelaut  untuk menentukan garis bujur mereka secara akurat loh sobat.


Pada abad ke-19, fotografer udara mulai digunakan untuk membuat peta. Foto udara memberikan pandangan yang lebih rinci tentang permukaan Bumi dibandingkan dengan peta yang dibuat dengan tangan. Pada abad ke-20, komputer mulai digunakan untuk membuat peta. Komputer dapat digunakan untuk menganalisis data geografis dan membuat peta yang akurat dan terperinci.


Pengertian Peta


Peta adalah representasi grafis dari suatu wilayah atau area tertentu, biasanya digambar pada permukaan datar seperti kertas atau layar komputer. Peta digunakan untuk menunjukkan  lokasi berbagai fitur geografis, seperti sungai, gunung, jalan, dan kota, serta hubungan antara fitur- fitur tersebut.


Peta dapat dibuat dalam berbagai skala, mulai dari skala besar yang menunjukkan area kecil dengan detail yang tinggi, hingga skala kecil yang menunjukkan area yang lebih  luas dengan detail yang lebih rendah. Skala peta biasanya dinyatakan dalam rasio, seperti  1:10.000 atau 1:100.000. Semakin kecil rasio skala, semakin kecil area  yang ditunjukkan pada peta dan semakin tinggi tingkat detailnya. 


Jenis-Jenis Peta


Tahukah sobat, bahwa ternyata ada banyak jenis-jenis peta loh, penasaran? Yuk simak pembahasan di bawah ini 


1. Peta Topografi


Peta yang menggambarkan relief permukaan bumi. Relief adalah perbedaan tinggi rendahnya permukaan bumi. Dalam peta topografi, relief digambar menggunakan garis kontur elevasi (ketinggian). Adapun manfaatnya diantaranya sebagai pendakian gunung, manajemen dan sumber daya alam (SDA).


2. Peta Geologi 


Sarana untuk menggambarkan tubuh dan struktur batuan, penyebaran batuan, kedudukan unsur struktur geologi dan hubungan antar satuan batuan serta merangkum berbagai data lainnya. Peta geologi umumnya digunakan untuk kegiatan eksplorasi mineral, perencanaan pembangunan dan masih banyak lainnya.


3. Peta Iklim 


Peta yang menggambarkan cuaca atau iklim suatu wilayah yang menunjukkan distribusi dan variasi iklim di suatu wilayah. Peta ini menggunakan simbol dan warna untuk menunjukkan suhu, curah hujan, kelembapan, dan angin. Peta iklim ini berguna dalam kegiatan  pertanian, kehutanan, dan perencanaan pembangunan.


4. Peta Tematik (Khusus)


Jenis peta yang dirancang khusus untuk menyajikan informasi tertentu tentang suatu wilayah. Informasi tersebut dapat berupa data statistik, data spasial, atau data lainnya yang relevan dengan tema peta. Peta tematik biasanya digunakan untuk mendukung penelitian, perencanaan, dan pengambilan keputusan.


Adapun ciri-ciri peta tematik antara lain; 

  1. Menggunakan simbol, warna, dan pola untuk menyajikan informasi
  2. Informasi yang disajikan terkait dengan tema tertentu
  3. Skala peta biasanya lebih kecil daripada peta umum
  4. Dilengkapi dengan legenda untuk menjelaskan simbol, warna, dan pola yang digunakan


Adapun Manfaat peta tematik antara lain:

  1. Menyajikan informasi secara visual sehingga lebih mudah dipahami,
  2. Membantu mengidentifikasi pola dan trend dalam data,
  3. Memungkinkan pembuat keputusan untuk membuat keputusan yang lebih baik. 


Contohnya Peta kepadatan penduduk, Peta penggunaan lahan, Peta curah hujan, Peta suhu, Peta sebaran penyakit yang dibuat dari perangkat lunak komputer, seperti ArcGIS, QGIS, dan Google Earth.


Cara Membuat Peta


1. Tentukan Tujuan Peta


Pertama-tama, sobat harus menentukan tujuan peta yang akan dibuat. Apakah peta tersebut akan digunakan untuk navigasi, perencanaan, atau tujuan lainnya?. Tujuan peta akan mempengaruhi jenis data yang perlu dikumpulkan dan cara sobat menyajikannya.


2. Kumpulkan Data


Setelah sobat mengetahui tujuan peta, sobat dapat mulai mengumpulkan data yang diperlukan. Data ini dapat berupa citra satelit, peta topografi, data sensus, atau informasi lainnya yang relevan dengan tujuan peta sobat.


3. Pilih Perangkat Lunak Pemetaan


Ada berbagai perangkat lunak pemetaan yang tersedia, baik yang gratis maupun berbayar. Beberapa perangkat lunak pemetaan yang populer yakni QGIS, ArcMap, dan MapInfo. Pilih perangkat lunak yang paling sesuai dengan kebutuhan dan keterampilan sobat.


4. Buat Peta Dasar


Peta dasar adalah lapisan peta yang berisi fitur-fitur dasar seperti sungai, jalan, dan batas wilayah. Sobat dapat membuat peta dasar sendiri menggunakan perangkat lunak pemetaan atau mengunduhnya dari internet.


5. Tambahkan Data ke Peta


Setelah sobat memiliki peta dasar, kamu dapat mulai menambahkan data ke peta. Data ini dapat berupa titik, garis, atau polygon. Kamu dapat menambahkan data secara manual atau mengimpornya dari file.


6. Memilih Simbol dan Warna


Pilih simbol dan warna yang sesuai dengan data sobat. Simbol dan warna harus mudah dikenali dan dipahami.


7. Beri Label pada Peta


Beri label pada fitur-fitur penting di peta sobat, seperti kota, jalan, dan sungai. Label harus jelas dan mudah dibaca.


8. Tambahkan Skala dan Legenda


Tambahkan skala ke peta sobat agar pengguna dapat mengetahui jarak antara dua titik di peta. Tambahkan juga legenda untuk menjelaskan simbol dan warna yang digunakan dalam peta kamu yang akan buat.


9. Ekspor Peta


Setelah sobat selesai membuat peta, kamu dapat mengekspornya ke berbagai format file, seperti PDF, JPEG, atau PNG. kamu juga dapat mencetak peta jika diinginkan.


10. Terakhir, Bagikan Peta


Setelah peta selesai dibuat, sobat dapat membagikannya kepada orang lain. Sobat dapat mengunggah peta ke internet atau mengirimkannya melalui email kamu.


Sobat Geografi tahu tidak, ada juga manfaat dan tujuan pembuatan peta loh, kalian penasaran nih? Yuk simak pembahasan materi yang terakhir ini.


Manfaat Peta 


1. Menyediakan Informasi yang Lebih Detail dan Akurat


Peta yang lebih rinci dan jelas memberikan informasi yang lebih detail tentang suatu wilayah, seperti lokasi bangunan, jalan, taman, dan fitur geografis lainnya sobat. Informasi ini dapat membantu pengguna memahami tata letak suatu wilayah dengan lebih baik.


2. Mempermudah Navigasi 


Peta yang lebih rinci dan jelas juga dapat mempermudah navigasi, karena pengguna dapat melihat dengan jelas lokasi mereka saat ini dan rute yang perlu mereka ambil untuk mencapai tujuan mereka. Hal ini sangat berguna bagi pendaki, pengendara sepeda, dan wisatawan yang menjelajahi daerah yang tidak mereka kenal.


3. Membantu Perencanaan Kota dan Pembangunan


Peta yang lebih rinci dan jelas juga dapat membantu perencanaan kota dan pembangunan, karena para perencana dapat menggunakan peta untuk mengidentifikasi area yang cocok untuk pengembangan, merancang tata letak jalan dan infrastruktur, dan membuat keputusan tentang penggunaan lahan.


4. Memfasilitasi Penelitian dan Studi 


Peta yang lebih rinci dan jelas juga dapat memfasilitasi penelitian dan studi, karena para peneliti dapat menggunakan peta untuk menganalisis pola spasial, mengidentifikasi hubungan antara berbagai faktor, dan membuat kesimpulan tentang suatu wilayah.


5. Meningkatkan Keselamatan Publik 


Peta yang lebih rinci dan jelas juga dapat meningkatkan keselamatan publik, karena petugas darurat dapat menggunakan peta untuk menemukan lokasi kecelakaan, kebakaran, dan bencana alam dengan lebih cepat dan mudah.


Tujuan Peta


1. Menyediakan Informasi yang Lebih Akurat 


Tujuan utama dari peta yang lebih rinci dan jelas adalah untuk menyediakan informasi yang lebih akurat tentang suatu wilayah. Peta yang akurat dapat membantu pengguna memahami tata letak suatu wilayah dengan lebih baik, mempermudah navigasi, dan memfasilitasi perencanaan kota dan pembangunan.


2. Meningkatkan Kegunaan Peta 


Peta yang lebih rinci dan jelas juga bertujuan untuk meningkatkan kegunaan peta. Peta yang mudah digunakan dapat membantu pengguna menemukan informasi yang mereka butuhkan dengan cepat dan mudah, dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti navigasi, perencanaan kota, penelitian, dan keselamatan publik.


3. Memenuhi Kebutuhan Pengguna 


Peta yang lebih rinci dan jelas juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Peta yang dirancang dengan baik dapat memenuhi kebutuhan pengguna yang beragam, seperti pendaki, pengendara sepeda, wisatawan, perencanaan kota, peneliti, dan petugas darurat.


4. Meningkatkan Kualitas Hidup 


Pada akhirnya, tujuan dari peta yang lebih rinci dan jelas adalah untuk meningkatkan kualitas hidup. Peta yang akurat, mudah digunakan, dan memenuhi kebutuhan pengguna dapat membantu orang untuk hidup lebih aman, lebih produktif, dan lebih sejahtera.


Poros Maritim Indonesia:  Sejarah, Pengertian, 5 Pilar Maritim, Fungsi & Manfaatnya

Poros Maritim Indonesia: Sejarah, Pengertian, 5 Pilar Maritim, Fungsi & Manfaatnya

Poros maritim merupakan sebuah gagasan yang berfungsi menjamin konektivitas antar pulau, pengembangan industri perkapalan dan perikanan, perbaikan transportasi laut serta fokus pada keamanan maritim atau kelautan. 5 macam pilar maritim yaitu Budaya Maritim, Pengembang Sumber Daya Kelautan, Pembangunan Infrastruktur, Diplomasi Maritim dan juga Pertahanan Maritim. Manfaat poros maritim yakni meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan kerja, memperkuat kedaulatan dan keamanan, meningkatkan pendapatan devisa dan juga memperkuat posisi geostrategis dan geopolitik. Maritim memiliki dua fungsi yakni Fungsi Ekonomi, dan Fungsi Diplomasi.

 

Pengertian Poros Maritim Sejarah Poros Maritim 5 Pilar Poros Maritim Fungsi dan Manfaat Poros Maritim
Pengertian Poros Maritim
Sejarah Poros Maritim
5 Pilar Poros Maritim
Fungsi dan Manfaat Poros Maritim


Sejarah Poros Maritim 


Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, wilayah Indonesia hanya sebatas wilayah Hindia Belanda ditambah dengan Malaka, Borneo Utara, Papua, Timor, dan kepulauan sekelilingnya (berdasarkan pada sidang BPUPKI 11 Juli 1945). Wilayah laut Hindia Belanda yang menghubungkan pulau-pulau di Indonesia hanya hanya selebar 3 mil dari garis pantai. 

Konsep poros maritim Indonesia sebenarnya sudah ada sejak zaman kerajaan-kerajaan besar di nusantara seperti Sriwijaya dan Majapahit loh sobat. Kedua kerajaan tersebut dikenal sebagai kerajaan maritim dan pernah menguasai jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara pada masanya. Gagasan Indonesia ternyata sebagai poros maritim kembali mencuat pada tahun 2014 saat Presiden Joko Widodo pertama kali terpilih. Dalam visinya, Presiden Jokowi ingin menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia yang menghubungkan dua samudra yakni Samudera Hindia dan Samudra Pasifik. 

Konsep poros maritim dunia ini kemudian diperkenalkan secara resmi saat KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) Asia Timur ke-9 di Myanmar. Melalui konsep poros maritim, Indonesia ingin menjadi kekuatan geopolitik baru di kawasan dengan melakukan diplomasi aktif terkait isu-isu keamanan dan stabilitas kawasan. Indonesia juga ingin menjadi penengah dalam sengketa wilayah seperti di Laut Cina Selatan. Selain itu, Indonesia berupaya menjadi hub-logistik dan perdagangan internasional melalui jalur laut. Sehingga pemerintahan Presiden Jokowi periode kedua (2019-2024), pemerintah terus berupaya mewujudkan poros maritim melalui pembangunan infrastruktur dan diplomasi maritim. 

Poros maritim diharapkan bisa meningkatkan peran Indonesia di kancah regional dan global di masa mendatang. Untuk mewujudkan poros maritim, pemerintah Indonesia mengeluarkan Rencana Aksi Poros Maritim pada Tahun 2015-2019 yang berisi program prioritas pembangunan sektor kelautan. Program utamanya adalah pembangunan 24 pelabuhan baru di seluruh Indonesia. 

Di bidang militer, TNI Angkatan Laut juga terus diperkuat dengan pengadaan kapal perang dan alutsista modern seperti kapal selam, kapal perusak, dan pesawat maritim pengawas. Tujuannya untuk menjaga kedaulatan wilayah perairan Indonesia. TNI-AL juga terlibat patroli dan latihan bersama dengan negara ASEAN (Association of Southeast Asian Nations). 

Pada tahun 2022, Presiden Jokowi meresmikan Nusantara Seaport di Kalimantan Utara, salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia. Pelabuhan ini akan menjadi salah satu simpul penting jalur perdagangan global di poros maritim Indonesia bagian utara. Pembangunan poros maritim terus dilanjutkan hingga mendukung visi Indonesia sebagai poros maritim dunia loh Sobat keren banget bukan main ya negara kita.

Pengertian Poros Maritim


Poros maritim Indonesia adalah sebuah visi dari Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Indonesia ingin menjadi pusat perdagangan laut dunia dengan menghubungkan dua Samudera Pasifik dan Samudera Hindia melalui perairan Indonesia. Agar hal ini bisa terwujud, Indonesia juga sedang membangun infrastruktur maritim seperti pelabuhan laut besar dan modern. Jalan tol laut juga sedang dibangun sehingga kapal barang dari berbagai negara bisa mengangkut barang melalui Indonesia. 

Indonesia juga ingin jadi penengah perselisihan laut antar negara di kawasan Asia Pasifik. Dengan poros maritim ini, Indonesia bisa mendapat banyak manfaat seperti pendapatan dari pelabuhan laut internasional, industri perkapalan yang tumbuh pesat, dan memperkuat diplomasi Indonesia agar semakin disegani di dunia. Visi ini penting untuk memajukan perekonomian Indonesia lewat laut dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Macam-Macam Pilar Maritim 


Halo Sobat Geografi, ternyata poros maritim ada 5 macam pilar loh, kalian penasaran nih? Yuk simak pembahasan ini. 

1. Budaya Maritim


Salah satu pilar dari poros maritim Indonesia adalah revitalisasi atau menghidupkan kembali budaya bahari yang dimiliki Indonesia loh Sobat. Budaya bahari ini penting untuk dilestarikan agar generasi penerus tetap mencintai dan bangga dengan laut.  
Budaya bahari Indonesia sangat kaya dari Sabang sampai Merauke. Contohnya yaitu tradisi masyarakat Bajo di Sulawesi dan Nusa Tenggara yang hidup nomaden mengikuti musim ikan di laut. Ada juga upacara adat "Nelayan" di beberapa daerah seperti Bugis dan Batak. Selain itu, Indonesia juga memiliki warisan kapal tradisional seperti pinisi, leti-leti, jengking, jukung, dan kwalaha. Kapal-kapal tradisional ini dibuat dengan kearifan lokal turun temurun. Sayangnya, banyak yang hampir punah karena kalah saing dengan transportasi modern. 

Contoh upaya revitalisasi budaya bahari antara lain dengan membangun kembali galangan kapal tradisional, menghidupkan kembali festival bahari daerah, dan melestarikan museum kapal tradisional. Di beberapa sekolah, juga diajarkan muatan lokal bahari sehingga generasi muda lebih paham. 

Pilar budaya maritim sangat penting untuk memperkuat jati diri anak bangsa Indonesia sebagai negara bahari. Kebudayaan bahari yang kental akan membuat Indonesia semakin pantas menjadi poros maritim dunia. Keren banget gak sih negara Indonesia kita kaya akan kekayaan alam sehingga mendapatkan banyak julukan yaitu Negara Maritim.

2. Pengembangan Sumber Daya Kelautan


Salah satu pilar utama poros maritim Indonesia adalah pengembangan dan pemanfaatan sumber daya kelautan secara optimal dan berkelanjutan. Indonesia memiliki potensi kelautan yang sangat besar untuk dikembangkan. Contoh sumber daya kelautan yang dikembangkan yaitu perikanan tangkap, perikanan budidaya, pariwisata bahari, industri pengolahan ikan, tambang bawah laut, panas bumi laut, dan lain sebagainya. 

Sektor kelautan ini memiliki prospek ekonomi yang cerah bagi Indonesia. Untuk mengembangkan sektor ini, pemerintah membangun cold storage dan fasilitas pendukung hasil tangkapan di pelabuhan perikanan. Selain itu juga membangun kawasan wisata bahari dan marina untuk kapal pesiar memancing investasi asing. 

Dari sisi regulasi, pemerintah menerbitkan kebijakan insentif perpajakan untuk investor kelautan. Penegakan hukum juga dilakukan terhadap praktik illegal fishing yang merugikan nelayan lokal. Dengan pengembangan sektor kelautan yang tepat guna dan ramah lingkungan diharapkan kontribusinya terhadap PDB (produk domestik bruto) Indonesia bisa terus meningkat. Pengembangan sumber daya kelautan ini menjadi salah satu kunci mewujudkan poros maritim dunia.

3. Pembangunan Infrastruktur

 
Pembangunan infrastruktur maritim menjadi pilar utama poros maritim Indonesia loh sobat. Infrastruktur kelautan sendiri yang memadai sangat dibutuhkan untuk menunjang connectivity dan mobilitas logistik global melalui laut. Contoh infrastruktur maritim strategis yang tengah dibangun antara lain pelabuhan internasional seperti Pelabuhan Patimban di Subang dan Pelabuhan Kalbut di Kalimantan Utara. Kedua pelabuhan besar ini dilengkapi fasilitas modern.

Selain pelabuhan, pemerintah juga membangun jembatan ambang, underpass, dan jalan tol laut. Proyek jalan tol laut ini menghubungkan pulau-pulau besar di Indonesia agar distribusi logistik lancar melalui perairan. Contoh lain infrastruktur maritim yang dibutuhkan adalah stasiun pengisian bahan bakar, dermaga kapal pesiar, fringe port, dan galangan kapal yang tersebar merata di wilayah Indonesia. 

Dengan infrastruktur maritim yang bagus, arus pergerakan barang dan orang lewat laut akan semakin efisien. Sehingga Indonesia bisa menjadi global maritime fulcrum yang menghubungkan dunia. Keren kan sobat. 

4. Diplomasi Maritim 


Diplomasi maritim menjadi salah satu pilar penting dalam mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Dikarenakan diplomasi maritim bertujuan memperkuat posisi Indonesia di kancah regional maupun global. Contoh diplomasi maritim yang dilakukan Indonesia antara lain menjalin kerja sama bilateral dengan berbagai negara mitra maritim seperti India, Korea Selatan, dan Norwegia dalam bidang kelautan dan perikanan. 

Indonesia juga aktif dalam organisasi regional seperti IORA (Indian Ocean Rim Association) untuk memajukan hubungan maritim kawasan Samudera Hindia dan meningkatkan perdagangan internasional melalui lautan Hindia. 

Selain itu, Indonesia berperan menjadi mediator atau penengah dalam sengketa Laut Tiongkok Selatan. Dengan diplomasi maritim, Indonesia ingin agar Laut Cina Selatan menjadi kawasan damai. Dengan demikian, diplomasi maritim Indonesia terus diperkuat agar hubungan laut dengan mitra internasional semakin erat, yang pada akhirnya mendukung mewujudkan poros maritim dunia juga.

5. Pertahanan Maritim


Ternyata Pertahanan maritim menjadi salah satu pilar utama poros maritim Indonesia. Pertahanan maritim dimaksudkan untuk menjaga kedaulatan wilayah Indonesia di perairan dari berbagai ancaman. Contoh upaya yang dilakukan dalam pertahanan maritim yaitu dengan memodernisasi alutsista TNI Angkatan Laut, seperti kapal perang, kapal selam, pesawat maritim dan senjata rudal anti kapal. 

Alutsista modern penting agar Indonesia disegani dan dihormati di laut internasional. Selain itu, TNI-AL juga meningkatkan kekuatan armada dengan membangun pangkalan armada di Natuna dan Morotai serta melakukan patroli rutin di perbatasan Indonesia untuk mencegah pelanggaran wilayah oleh kapal asing. TNI- AL juga melatih personel untuk meningkatkan profesionalisme dan melakukan latihan bersama dengan negara ASEAN. 

Kerja sama pertahanan dilakukan untuk memerangi kejahatan lintas negara di laut. Dengan pertahanan maritim yang kuat, Indonesia bisa menjaga wilayah lautnya dengan baik sehingga poros maritim tetap aman dan kondusif untuk perdagangan internasional melalui laut. 

Fungsi Poros Maritim


1. Fungsi Ekonomi 


Salah satu fungsi utama dari poros maritim Indonesia adalah fungsi ekonomi, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi Indonesia melalui optimalisasi sektor kelautan. Potensi kelautan Indonesia yang besar dapat dimanfaatkan dengan baik. Contoh pemanfaatan fungsi ekonomi misalnya dengan mengembangkan kawasan pariwisata bahari di Bali, Lombok, Wakatobi hingga Raja Ampat. 

Selain itu juga membuka peluang investasi pada sektor perikanan tangkap, budidaya laut, industri perkapalan, pelabuhan dan sektor maritim lainnya. Apabila dikelola dengan maksimal, kontribusi kelautan terhadap PDB (produk domestik bruto) nasional bisa mencapai 30-40% bahkan bisa sampai 52% loh sobat. Itu sebabnya poros maritim berperan strategis buat meningkatkan kemakmuran rakyat lewat lautan.

2. Fungsi Diplomasi 


Salah satu fungsi strategis poros maritim Indonesia adalah diplomasi maritim. Dengan diplomasi, Indonesia ingin meningkatkan peran dan pengaruhnya di kawasan Asia Pasifik lewat kerja sama bilateral dan multilateral. Contoh diplomasi maritim yang dilakukan antara lain dengan menjalin kemitraan dengan India dan Australia dalam patroli keamanan di Samudra Hindia. Selain itu, Indonesia juga menjadi penengah sengketa Laut China Selatan agar tetap terjaga stabilitas kawasannya. 

Dengan diplomasi maritim yang masih aktif hingga saat ini loh Sobat, Indonesia bisa menempatkan dirinya sebagai kekuatan baru dan kunci stabilitas keamanan di Asia Pasifik. Hal ini penting dalam mewujudkan cita-cita poros maritim dunia dengan berperan sebagai global maritime fulcrum.


Lembaga Penyedia dan Pemanfaatan Data Cuaca-Iklim di Indonesia

Lembaga Penyedia dan Pemanfaatan Data Cuaca-Iklim di Indonesia

Data cuaca dan iklim dapat diakses sekaligus dimanfaatkan melalui beberapa lembaga di Indonesia. Lembaga penyedia informasi ini di antaranya LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), dan BIG (Badan Informasi Geospasial).

 


Lembaga Penyedia dan Pemanfaatan Data Cuaca-Iklim di Indonesia
Lembaga yang menyediakan data atmosfer?
Badan yang memberikan informasi tentang cuaca?
Apa itu BMKG?
Apa saja tugas dan fungsi BMKG?


Prakiraan cuaca dan iklim yang akan berlangsung hari ini, besok, atau beberapa bulan ke depan, bukan semata-mata timbul begitu saja. Akan tetapi, ada lembaga yang menganalisis terhadap keadaan geologis bumi sehingga bisa muncul prakiraan itu. 


Berdasarkan catatan BMKG, data cuaca dan iklim ternyata berbeda. Data cuaca didefinisikan sebagai penjelasan mengenai kondisi atmosfer secara real time atau saat ini. Didapatkan melalui pengamatan, pengukuran setiap waktu, lalu dianalisis di Stasiun Pengamatan Cuaca. 


Sedangkan, data iklim dijelaskan sebagai data cuaca yang tidak digunakan untuk hari itu, melainkan untuk jangka waktu minggu dan bulan berikutnya. Pencarian data ini dilakukan dengan analisis data cuaca selama beberapa hari, kecenderungan itu bisa digunakan untuk mencari data iklim hingga jangka waktu ke depan. 


Lantas, apa saja lembaga yang mengurus hal itu dan bagaimana penjelasannya?



1. LAPAN 


Lembaga penyedia data iklim dan cuaca yang satu ini dibentuk pada 27 November 1963 melalui Keputusan Presiden Nomor 236 Tahun 1963. Kedudukannya disebut sebagai lembaga pemerintah non-kementerian. 


Tugas utama yang dimiliki oleh lembaga yang melakukan pemanfaatan data iklim itu ialah meneliti dan mengembangkan kedirgantaraan negara. Selain itu, penyelenggaraan keantariksaan sejalan dengan Peraturan Perundang-Undangan (Perpu). 


Melalui laman resminya, LAPAN menyebutkan fungsinya sebagai penyusun kebijakan nasional mengenai penelitian dan pengembangan yang menyinggung soal ilmu antariksa dan atmosfer, teknologi penerbangan dan antariksa, serta pemanfaatan penginderaan jauh. 


Setelah menerapkan kebijakan, maka fungsi berikutnya adalah melaksanakan serta mengawasi kegiatan yang telah direncanakan. Terakhir, akan dilakukan distribusi informasi mengenai hasil penelitian dan pengembangan sesuai kebijakan.



2. BMKG 


Nama lembaga ini sebagai Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika baru diresmikan pada 2008, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008. Sebelumnya, nama Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) ini adalah BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika), sesuai Keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 Tahun 2002. 


Tugas utama BMKG adalah menjalankan beberapa aturan dalam perundang-undangan terkait meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika. Lalu, terdapat juga fungsi yang dilakukan agar bisa menyempurnakan tugasnya. 


Dimulai dari merumuskan kebijakan nasional terkait meteorologi, klimatologi, dan geofisika, lembaga ini melakukan perencanaan serta membuat program untuk menerapkannya. Lalu, diadakan pengawasan agar tidak terjadi sebuah kesalahan dalam menganalisis data. Selain itu, BMKG juga berfungsi sebagai pemberi informasi kepada khalayak umum terkait tiga aspek utama yang telah disebutkan.



3. BIG 


Sama seperti dua lembaga sebelumnya, berdasarkan Bab 1 Pasal 1 ayat 1 Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2011, BIG adalah LPND yang dipimpin oleh seorang ketua dan bertanggung jawab pada Presiden RI. Resmi lahir pada 27 Desember 2011, tepat ketika peraturan itu dikeluarkan. 


Lembaga ini diberikan tugas untuk menjalankan tugas pemerintah terkait geospasial. Fungsi LPND ini tertulis dalam Pasal 2 Perpres No. 94 Tahun 2011. 


Pertama, merumuskan dan mengendalikan kebijakan mengenai informasi geospasial. Lalu, dilanjutkan dengan penyelenggaraannya melalui program hingga akhirnya data yang dikumpulkan bisa menjadi konsumsi publik sebagai bentuk pemanfaatannya. 

Apa itu Hidrologi? Proses dan 3 Jenis Siklusnya

Apa itu Hidrologi? Proses dan 3 Jenis Siklusnya

Hidrologi adalah ilmu yang membahas kehadiran dan pergerakan air di bumi. Enam tahapan proses hidrologi yakni Evaporasi, Transpirasi, Evapotranspirasi, Sublimasi, Kondensasi, dan Presipitasi. Siklus hidrologi dibagi menjadi Siklus Pendek, Siklus Sedang, dan Siklus Panjang.



Pengertian Hidrologi, Proses, dan 3 Jenis Siklusnya
Siklus hidrologi dibagi menjadi 3 sebutkan apa saja?
Apa saja proses hidrologi?
Apa siklus hidrologi dan sebutkan jenisnya?
Apa siklus hidrologi dan jelaskan prosesnya?



Hidrologi mempelajari siklus perjalanan air, mulai dari penguapan di permukaan bumi sampai kembali lagi menjadi air yang menguap. 


Hidrologi adalah ilmu yang membahas kehadiran dan pergerakan air di bumi. Di dalamnya mencakup pergerakan, distribusi, dan kualitas air. Ilmu ini menjadi cabang dari ilmu geografi dan telah dipelajari semenjak tahun 1608 masehi. 


Secara definisi, siklus hidrologi adalah ilmu yang mengkaji siklus air di semua tahapannya yang meliputi proses evaporasi, kondensasi uap air, presipitasi, dan penyebaran air di permukaan bumi, penyerapan air di dalam tanah, hingga terjadi kembali proses daur ulangnya. 


Menurut jurnal online Trisakti.ac.id, dalam siklus hidrologi terjadi penggantian total (replacement) air dalam kurun waktu tertentu. 


Misalnya pada air tawar, selalu mengalami siklus ini. Waktu yang diperlukan untuk penggantian total air yaitu: air sungai sekitar 18-20 tahun, penggantian uap air di atmosfer sekitar 12 hari, dan penggantian air tanah sampai ratusan tahun. 


Hidrologi akan mengalami serangkaian proses. Proses ini akan berbeda tergantung dari jenis siklusnya. Setidaknya ada enam proses dalam hidrologi. 



1. Evaporasi


Proses evaporasi adalah tahap penguapan air permukaan yang terjadi dari air di sungai, danau, laut, atau di mana pun di bumi. Penguapan terjadi lantaran menguap oleh teriknya paparan sinar matahari. 



2. Transpirasi


Pada transpirasi, terjadi penguapan air dari tubuh makhluk hidup terutama tumbuhan dan hewan. Cara kerjanya sama dengan evaporasi secara umum, hanya yang membedakan yaitu sumber penguapannya. 



3. Evapotranspirasi


Proses Evapotranspirasi adalah gabungan evaporasi dan transpirasi. Pada tahap ini menjadi sangat berpengaruh pada siklus hidrologi terkait jumlah air yang nantinya terangkut. 



4. Sublimasi


Dalam sublimasi terjadi perubahan molekul cair ke gas yang menuju atmosfer. Kejadian ini terutama pada penguapan es di kutub atau gunung yang tidak melalui proses pencairan. 



5. Kondensasi


Dalam kondensasi, uap air yang menuju ke atas menjadi bentuk partikel es. Partikel es lalu membentuk awan dan menjadi berwarna hitam jika jumlahnya semakin banyak. 



6. Presipitasi


Di tahap presipitasi, partikel es di awan mencair karena suhu meningkat. Lalu, terjadilah hujan dengan jatuhnya butiran air menuju permukaan bumi. Pada hujan salju atau hujan es, presipitasi terjadi di suhu kurang dari 0 derajat Celcius. 


Sementara itu, mengutip dari laman Pemprov Banten, terkait durasinya, siklus hidrologi dapat dibagi menjadi siklus pendek, siklus sedang, dan siklus panjang. 



1. Siklus Pendek 


Pada siklus pendek, air laut berubah menjadi uap karena panas matahari. Kemudian, terjadi kondensasi membentuk awan dan turun sebagai hujan di permukaan laut. 



2. Siklus Sedang


Siklus sedang paling sering terjadi di daerah beriklim tropis. Air laut akan menguap menjadi gas menuju atmosfer. 


Selanjutnya, uap mengalami kondensasi dan mengumpul sebagai awan. Dari awan hitam, partikel es mencair dan jatuh menjadi hujan di permukaan bumi. Airnya lalu menuju sungai ke laut, dan proses siklus air dimulai kembali. 



3. Siklus Panjang


Dalam siklus panjang, terjadi penguapan pada air laut menjadi gas akibat panas matahari. Uap air ini lalu melewati proses kondensasi, membentuk awan dengan kristal es, kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk salju. 


Salju akan membentuk gletser yang mencair dan menuju ke aliran sungai. Dari sungai, menuju laut dan proses siklus dimulai lagi dari awal.

Apa Saja Karakteristik Lapisan-lapisan Bumi?

Apa Saja Karakteristik Lapisan-lapisan Bumi?

Bumi terdiri dari beberapa lapisan seperti kerak, mantel, inti luar, dan inti dalam. lapisan bumi tersebut diidentifikasi dengan bantuan teknologi seismologi. Penentuan karakteristik lapisan bumi melibatkan pengukuran perubahan kecepatan gelombang suara dari gempa bumi, serta analisis karakteristik mineral di berbagai kedalaman.



Karakteristik Lapisan Bumi: Kerak, Mantel, Inti Luar, dan Inti Dalam
Apa yang dimaksud karakteristik lapisan Bumi?
Apa karakteristik lapisan litosfer?
Apa saja karakteristik mantel Bumi?
Bagaimana penyusun lapisan inti luar bumi?



Para ahli menjelaskan, bahwa bumi seperti bawang bombay yang terbentuk dari banyak lapisan. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang ada saat ini memungkinkan manusia untuk mendeteksi berapa banyak lapisan-lapisan dalam bumi. Secara berurutan, lapisan-lapisan tersebut terdiri atas kerak, mantel, inti luar, dan inti dalam. 


Dilansir dari Phys, lapisan-lapisan bumi dapat dideteksi dengan aktivitas seismologi. Deteksi dengan metode ini melibatkan pengukuran gelombang suara yang dihasilkan oleh aktivitas gempa bumi. 


Perubahan kecepatan seismik menyebabkan penyimpangan gelombang cahaya atau refraksi. Kondisi ini kemudian dihitung sesuai dengan Hukum Snell untuk menentukan perbedaan massa jenis. 


Selain itu lapisan-lapisan bumi juga dibedakan berdasarkan karakteristik mineral di tiap kedalaman. Umumnya, lapisan-lapisan terdalam bumi cenderung lebih cair dibanding lapisan luar. Ini dipengaruhi oleh perbedaan suhu dan tekanan yang besar. 


Perbedaan suhu dan tekanan ini disebabkan oleh energi panas yang tersisa saat pembentukan awal planet, peluruhan unsur radioaktif, dan pembekuan inti dalam akibat tekanan. 


Berikut karakteristik lapisan-lapisan bumi dan penjelasannya, 



1. Lapisan Kerak 


Kerak merupakan lapisan terluar dari bumi, dengan ketebalan sekitar 5 hingga 70 kilometer. Lapisan ini baru muncul 100 juta tahun setelah bumi terbentuk. 


Sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu bumi mengalami proses peleburan yang menyebabkan zat yang padat tenggelam ke tengah sementara bahan yang lebih cair akan berpindah ke bagian luar. Zat yang berada disisi luar kemudian membentuk kerak bumi. 


Dalam studi yang dipublikasikan oleh Universitas Riau (UNRI) kerak bumi terbentuk atas tiga jenis batuan utama, yaitu batuan beku, metamorf, dan sedimen. Meskipun kerak membentuk seluruh permukaan bumi (termasuk benua dan samudera), lapisan ini hanya membentuk 1 persen dari seluruh volume bumi. 



2. Lapisan Mantel 


Mantel terdiri atas dua bagian, yaitu mantel atas dan mantel bawah. Menurut Phys, lapisan ini membentuk 84 persen volume bumi. Mantel atas, membentuk litosfer dan kerak bumi yang membentang di kedalaman 7 hingga 450 kilometer. 


Kemudian zona transisi di kedalaman 410 hingga 660 kilometer, lalu lapisan mantel bawah yang terletak di kedalaman 660 hingga 2.891 kilometer. 


Lapisan ini merupakan lapisan yang terdapat aktivitas tektonik atau pergerakan lempeng. Aktivitas ini bertanggung jawab atas pergeseran benua, gempa bumi, pembentukan rantai pegunungan, dan sejumlah proses geologi lainnya. 


Lapisan mantel tersusun atas besi dan nikel. Suhu lapisan ini juga tinggi, yaitu sekitar 500° hingga 900° Celcius pada mantel atas, dan 4.000° Celcius pada mantel bawah. 



3. Inti Luar 


Berdasarkan penyelidikan seismik, bagian inti bumi memiliki struktur yang cair. Lapisan inti luar diprediksi memiliki kepadatan yang jauh lebih tinggi daripada mantel atau kerak, berkisar antara 9.900 dan 12.200 kg/m3. 


Inti luar memiliki ketebalan 2.300 kilometer, dengan radius kurang lebih 3.400 kilometer. Inti luar dibentuk oleh besi, nikel, dan sejumlah elemen ringan. Diperkirakan, lapisan ini memiliki suhu 4.030° hingga 5.730° Celcius. 



4. Inti Dalam 


Lapisan inti dalam memiliki komposisi yang sama dengan inti luar, tetapi lebih padat. Inti dalam memiliki radius seluas 1.200 kilometer atau sekitar 70 persen dari jari-jari bulan. 


Suhu inti dalam diperkirakan sekitar 5.400° Celsius. Meski suhu inti dalam tinggi, tetapi tekanan lingkungannya juga tinggi, yaitu sekitar 330 hingga 360 gigapascal. Hal ini yang menyebabkan besi dan logam lainnya tidak meleleh dan cenderung memadat pada lapisan ini. 


Dilansir dari Live Science, inti dalam bumi diperkirakan mengembang sebesar 1 milimeter setiap tahun. Peneliti memperkirakan hal ini disebabkan karena inti dalam tidak dapat melarutkan jumlah elemen cahaya yang sama dengan inti luar. 


Akibatnya, besi cair membentuk, membeku dan mengkristal pada batas inti dalam. Sementara, cairan sisa yang mengandung lebih banyak unsur ringan mengapung dan membantu dorongan konveksi ke inti luar. Pertumbuhan inti dalam bumi ini dipercaya dapat mempengaruhi medan magnet bumi melalui aksi dinamo.

Apa itu Ketahanan Pangan? Pilar dan Strategi Pemerintah Indonesia

Apa itu Ketahanan Pangan? Pilar dan Strategi Pemerintah Indonesia

Ketahanan pangan adalah tersedianya bahan pangan yang cukup, sehat, beragam, dan bergizi untuk setiap orang atau keluarga. Tiga pilar ketahanan pangan, yakni Pilar Ketersediaan, Pilar Aksesbilitas, dan Pilar Konsumsi atau Pemanfaatan Pangan.



Pengertian Ketahanan Pangan, Pilar dan Strategi Pemerintah Indonesia
Apa saja pilar ketahanan pangan?
Apa yang dimaksud dengan 4 pilar ketahanan pangan?
Bagaimana ketahanan pangan di Indonesia saat ini?



UU No. 18/2012 tentang Pangan menjelaskan bahwa ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. 


Di tingkat Internasional, ketahanan pangan tak dapat luput dari Deklarasi Roma pada tahun 1996 yang mana pada deklarasi tersebut Kepala Negara dan Pemerintah berkumpul di KTT Pangan Dunia atas undangan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa, menegaskan kembali hak setiap orang untuk memiliki akses pada makanan yang aman dan bergizi, sesuai dengan hak atas kecukupan pangan dan hak dasar setiap orang untuk bebas dari kelaparan. 


Untuk mewujudkan ketahanan pangan, ada tiga pilar penting yang harus diperhatikan, berikut menurut Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. 13 No. 1 Juli 2012: 



1. Pilar Ketersediaan 


Ketersediaan yang dimaksud adalah ketersediaan fisik pangan di seluruh wilayah Indonesia yang diperoleh baik itu dari hasil produksi domestik, impor, atau perdagangan, maupun bantuan pangan. Ketersediaan pangan dapat dihitung pada tingkat nasional, provinsi, kabupaten, atau tingkat masyarakat. 



2. Pilar Aksesibilitas 


Akses yang dimaksud adalah kemampuan seluruh rumah tangga di Indonesia untuk memperoleh cukup pangan, baik yang berasal dari produksi sendiri, pembelian, barter, hadiah, pinjaman, dan bantuan pangan maupun kombinasi diantara kelimanya. Ketersediaan pangan di suatu daerah mungkin saja mencukupi, tapi hal ini tidak menjamin seluruh rumah tangga mendapatkan akses pangan yang memadai dan beragam. 



3. Pilar Konsumsi atau Pemanfaatan Pangan 


Pada pilar ini yang dimaksud adalah penggunaan pangan oleh seluruh rumah tangga dan kemampuan masing-masing individu untuk mengkonsumsi pangan dan menyerap zat gizi. 


Pemanfaatan pangan juga meliputi cara penyimpanan, pengolahan, dan penyiapan makanan termasuk penggunaan air selama proses pengolahannya serta kondisi kebersihan, distribusi makanan dalam rumah tangga sesuai kebutuhan masing-masing individu (pertumbuhan, kehamilan, menyusui, dan lain-lain), dan status kesehatan masing-masing anggota rumah tangga.